PROSPEK PEMBINAAN UKM MELALUI WADAH INKUBATOR BISNIS

Prof. Ir. Musa Hubeis, DEA, Ph.D

Daya saing bangsa dan Negara ditunjukkan oleh kemampuan perekonomian dalam menghasilkan barang dan jasa, di samping mampu bersaing di pasar di dalam dan luar negeri. Untuk itu, agar proses kemajuan tersebut diraih, maka perlu diciptakan kesempatan bagi semua jenis kegiatan dan skala usaha dari para pelakunya, diantaranya pemberdayaan UK dan pembentukan/pemupukan wirausahawan dalam meningkatkan produktivitas usahanya bagi pertumbuhan ekonomi atau pembentukan modal yang memberi manfaat bagi orang banyak.

Untuk memahami esensi dari UK dan kewirausahaan berikut disarikan hal berikut :

1. Seputar Bisnis Pilihan bisnis, termasuk UK memerlukan pemahaman tentang mekanisme pasar dan kemampuan bersaing yang didasarkan pada orientasi bagaimana harus mengerjakan sesuatu (how things ought to be done) dan bagaimana sesuatu dikerjakan (how things are done), maka diperlukan informasi database online dan jasa informasi sekunder (pasar aktual, pesaing utama, faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan produk dalam pasar dan pemahaman kebutuhan konsumen) dan operasional pemanfaatan peluang bisnis : skala usaha didukung oleh strategi, teknologi dan pasar.

2. Pemilihan Teknologi Pemilihan teknologi produksi perlu memperhatikan pengembangan usaha yang diinginkan (misal, luas, sedang dan terbatas) berdasarkan kondisi SDM, kemampuan manajemen dalam pengelolaan dan pendanaan, peralatan dalam proses produksi yang digunakan, serta kepuasan konsumen. Hal tersebut tidak lepas dari faktor dalam (internal) maupun luar (eksternal) dari UKM yang bersangkutan beserta lingkungannya. Dari hal yang telah dikemukakan di atas, maka diperlukan manajemen teknologi produksi yang terkait dengan kemampuan mengelola factor-faktor seperti dinamika pasar (missal, terpusat, diferensiasi dan diversifikasi) atau data kebutuhan, pesaing, mitra kerja dan konsumen yang pasti maupun potensial. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Sifat teknologi yang relatif dinamis, yaitu di tahap awal menghasilkan penghematan besar pada biaya produksi, sehingga produknya dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara lebih luas. Namun demikian perlu diperhatikan efektivitasnya, bilamana pertumbuhan bahan bakunya mengalami penurunan. b. Setelah melewati tahap awal, selanjutnya teknologi hanya bersifat melakukan penyempurnaan, sehingga pengurangan biaya produksi tidak akan sebesar pada yang terjadi di butir a. Dari kedua hal tersebut di atas, dapat dikatakan, bahwa pengenalan teknologi banyak mewarnai dinamika sosial-ekonomi wilayah dan mewujudkan proses pembentukan kelembagaan baru yang semakin kompleks, yaitu bila teknologi yang dimaksud mampu memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan lingkungannya, sehingga kemungkinan besar teknologi tersebut akan diadopsi. Sebaliknya, bila teknologi tersebut tidak sesuai dengan kondisi calon pengguna yang tidak mampu melakukan perubahan, maka akhirnya calon pengguna dihadapkan pada satu pilihan pasti untuk menolak pemakaian teknologi tersebut. Pemilihan teknologi produksi efektif untuk UKM adalah melalui jalur integrasi teknologi (misal, magang, adaptasi dan optimasi) yang memperhatikan technology life cycle dan product life cycle yang mampu menciptakan produk dengan nilai tambah tinggi, memiliki daya saing/keunggulan dan berorientasi global, serta didukung oleh model komunikasi sender-message-channel-receiver-effect (SMRCE). Dalam hal ini diperlukan aktivitas nyata dari lembaga-lembaga Pembina (center for the promotion of entrepreneurship, small business development centers, the aid center for high-tech entrepreneurs, business and technology development center, small and medium industry development organization, fund for the promotion and use of technology, regional technology centres, dan lain-lain) dan adanya pemberian bentuk penghargaan kompetitif tahunan bagi UKM (the small firms merit award for research and technology) sukses dalam pengembangan produk yang memiliki prospek bisnis. Keberhasilan pemilihan teknologi produksi dalam proses alih teknologi dapat mempercepat pertumbuhan UKM (produk, proses dan organisasi) sebagai dampak kompetisi teknologi (pesaing dan faktor sukses) dan taraf kontrol teknologi (proteksi), serta konsolidasi aset (kemampuan memasarkan dan mengembangkan). Untuk itu, diperlukan tahapan pengidentifikasian pengalaman, penemuan pola, perencanaan dan implementasi, serta peningkatan dari hal yang diharapkan.

3. Sekilas UK. UK dikelompokkan atas pra usaha dan usaha berjalan, maka dalam pembinaan, pengembangan dan pengawasannya dapat menggunakan indikator tema kegiatan dan program kegiatan, sehingga diperoleh prioritas pengembangan atas dasar dapat memberikan nilai tambah, menyerap tenaga kerja, melakukan inovasi teknologi, mampu berkembang menjadi usaha tangguh atau memiliki prospek menjadi usaha menengah dan hal potensial di suatu wilayah. Sebagai ilustrasi, pembinaan, pengembangan dan pengawasan UK melalui pendekatan klaster didasarkan pada : (1) Padat sumber daya alam dan padat tenaga kerja, (2) Pembinaan teknis dan berbasis kompetensi dan (3) padat teknologi selektif, sehingga akhirnya UK menjadi modern dan profesional. Ciri-ciri UK berhasil adalah : a. Memiliki kemandirian yang tinggi b. Komitmen yang tinggi dan pekerja keras c. Kepercayaan diri yang tinggi d. Berorientasi pada hasil e. Siap menerima risiko untuk selalu mencoba yang lebih baik f. Inovatif terhadap unsur teknologi dan manajemen g. Membina hubungan akrab dengan pelanggan Sedangkan syarat-syarat PK yang berhasil adalah : a. Mampu merumuskan konsep dan perencanaan operasional b. Mampu mengelola sumberdaya c. Mampu mengendalikan waktu d. Peka terhadap perubahan dari dalam dan luar e. Menjalin hubungan kemitraan Hal lainnya dapat : a. Meningkatkan kemampuan pengelolaan organisasi, yaitu peningkatan jiwa kewirausahaan dan keterampilan, serta pembentukan dan pengembangan konsultan lapangan b. Meningkatkan akses penguasaan teknologi, yaitu pengembangan (penemuan) teknologi baru, penyebaran teknologi tepat guna dan peningkatan penguasaan teknologi tepat guna c. Meningkatkan hubungan kemitraan, yaitu pemantapan kemitraan dengan sesama PK, pemantapan kemitraan dengan pengusaha besar, kemitraan dalam hal promosi, modal, informasi, dan lain-lain Kesulitan yang dihadapi UK dalam menghadapi persaingan dan berkerjasama dengan pihak lain mencakup : (1) keterbatasan wawasan bisnis dan pengetahuan tentang cara mengelola usaha yang baik; (2) keterbatasan pengetahuan mengenai jaring-jaring pemasaran yang diikuti syarat-syarat tertentu (mutu, ketepatan pengiriman dan pelayanan); (3) keterbatasan pengetahuan produksi (proses, teknologi dan pengembangan produk) dan (4) keterbatasan modal (investasi dan modal kerja).

4. Wirausahawan Berbasis Pengetahuan Menumbuhkembangkan wirausahawan baru berbasis pengetahuan yang memiliki kompetensi (knowledge, skills, ability, attitude dan behavior) merupakan suatu moment of choice yang sangat bermanfaat bagi percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah dan menjawab tantangan dalam memasuki era globalisasi (mutu, biaya, waktu, kepercayaan, produk ramah lingkungan, dan lain-lain) yang sudah di depan mata melalui proses belajar berkesinambungan, yang didukung oleh penguasaan ipteks, kewirausahaan SDM PT serta sikap pikir yang positif, kritis, kreatif dan inovatif.

5. Implementasi Inkubator Bisnis Membina UK dalam wadah inkubator bisnis dengan cara menumbuhkan dan mengembangkannya dalam jaringan kerja antara unsur PT, pemerintah dan dunia usaha dengan cara (1) memberikan bantuan teknik dan konsultasi manajemen bisnis (keuangan, pemasaran dan akunting) dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan manajerial dan entrepreneurial; (2) membentuk jaringan kerja antara lembaga pemerintah, pengusaha yang memiliki aset (pendidikan, modal, promosi dan kerjasama) dan PT dalam rangka meningkatkan peluang bisnis; (3) memanfaatkan fasilitas inkubator di lingkungan PT sebagai wahana pengembangan proses, pengolahan dan produk bernilai tambah tinggi; (4) melakukan pelayanan konsultasi dan kesinambungan kepada tenant inkubator yang sesuai dengan tahap perkembangannya, sehingga memudahkan proses alih teknologi dan alih pengalaman bisnis Agar inkubator bisnis di PT dapat beroperasi dengan efektif di tahap awal, maka diperlukan sponsor dari lembaga pemerintah dan swasta besar, serta tahap selanjutnya dimungkinkan terpisah dan berbentuk perseroan terbatas supaya menarik perusahaan-perusahaan besar (BUMN, swasta dan asing) mengikutsertakan modalnya di dalam perusahaan inkubator bisnis melalui UK yang dibinanya. Hal tersebut pada gilirannya dapat mengubah wawasan UK yang berskala kecil, tradisional dan statis menuju wirausaha profesional, maju, memiliki pengetahuan yang baik dalam menjalankan usaha, mempunyai rencana dan pengembangan usaha yang jelas, serta mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk tumbuh dan bekembang pesat, karena inkubator bisnis dalam operasionalnya tidak berkesan lagi sebagai program pemerintah yang memberikan pelayanan pembinaan dan bimbingan secara cuma-cuma. Dengan kata lain, inkubator bisnis yang didirikan harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

BERIKAN KOMENTAR DAN PERTANYAAN ANDA